Air Kehidupan
Jumat, 30 Mei HR: Hati Kudus Yesus Maha Kudus; Ul 7:6-11, 1 Yoh 4:7-16, Mat 11:25-30
Renungan' Jumat, 30 Mei 2008 (Hari Raya: Hati Yesus Yang Maha Kudus)
TIDAK ADA KEKHAWATIRAN DALAM YESUS "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." [Wahyu 2:10c]. Inilah yang saya coba renungkan dalam menghayati Hati yesus Yang Maha Kudus. Kehidupan dan kematian merupakan suatu rahasia ilahi.
Saat manusia hidup di dunia, mereka selalu diperhadapkan dengan masalah,di sekeliling kita, begitu banyak manusia berkeluh kesah tentang masalah hidup, padahal manusia itu kalau mati pun takut. Jadi hidup serba salah: mau hidup mengeluh, mau mati takut.
Bagi orang percaya, saat hidup adalah saat yang penuh sukacita, saat untuk mengenal sang Pencipta dan ciptaan-Nya, saat mati rohnya kembali kepada Bapa di sorga. Firman Tuhan mengatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" [Yohanes 3:16].
Sebagai orang percaya, pada dasarnya kita sangat bersyukur punya Tuhan Yesus Kristus, karena apa yang dilakukan-Nya selalu menuntun manusia, bahkan ditunjukkan jalan menuju kehidupan. Yang penting jangan pernah sekali-kali melepaskan iman percaya terhadap Tuhan Yesus, pada hatiNya Yang Maha Kudus.
Tuhan memberkati!
Sabtu, 31 Mei: Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabeth; Zef 3:14-18, Rm12:9-16b, Luk 1:39-56
Bunda Maria dengan bersusah payah mencoba mengerti panggilan hidupnya....Setiap manusia di muka bumi memiliki masalah yang sama. Dan kadang karena masalah panggilan itu terasa begitu berat kadang saya hilang
kendali, membuat kesalahan, dan melakukan segala sesuatu yang
kelihatannya di luar dari sifat kita. Dosa adalah masalah yang
universal, namun Tuhan telah menyediakan pengampunan bagi setiap orang
yang mau menerimanya. Namun demikian, masih banyak orang-orang percaya yang tidak dapat mengampuni diri mereka sendiri. Mengapa? Pertama,
kita sering bergumul dengan pengampunan diri sendiri karena kita sulit
untuk menerima pengampunan Tuhan. Rasa bersalah dapat menjadi begitu
kuatnya sehingga ia kelihatan seperti menutupi karunia pengampunan
yang luar biasa dan pemulihan hubungan yang disediakan Tuhan dengan
cuma-cuma. Kita mungkin berpikir, Apa yang aku telah lakukan adalah
masalah yang begitu besar. Aku ragu Tuhan mau mengampuni aku untuk
ini. Itu adalah kesalahan yang tragis.
Kedua, kekecewaan pribadi dapat menghalangi kita untuk mengampuni diri
kita sendiri. Seringkali kita memiliki standar yang tinggi dan tidak
masuk akal untuk tingkah laku dan semua prestasi kita. Ketika kita
gagal mencapainya, kita semua dilumpuhkan oleh kekecewaan, yang dapat
membuat kita sulit untuk mengampuni diri kita sendiri.
Ketiga, melihat semua akibat dari dosa kita dapat menghalangi kita
untuk mengampuni diri kita sendiri. Karena, jika segala tindakan
keliru kita menghasilkan sebuah akibat negatif yang nyata, maka kita
bisa menjadi begitu dibutakan oleh akibatnya sehingga kita tidak dapat
mengampuni diri kita sendiri. Menyaksikan akibat dari dosa kita setiap
hari hanya akan membuat rasa bersalah tetap hidup di pikiran kita.
Maka marilah kita meneladang Bunda Maria dan berkata: "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Luk 1:38)
